Kongres XXXIV HMI: Cabang Makassar “Pecah Kongsi”, Dua Kader Berebut Kursi Ketum PB HMI
PEKANBARU, SPOTSATU.COM – Dinamika internal Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kembali menjadi sorotan dalam Kongres XXXIV yang digelar di Pekanbaru. Salah satu isu utama datang dari HMI Cabang Makassar yang mengalami perpecahan, setelah dua kadernya Faikar dan Sardi sama-sama maju sebagai calon Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI.
Keduanya merupakan mantan pengurus inti cabang: Faikar adalah mantan Ketua Cabang, sementara Sardi menjabat sebagai Sekretaris pada periode sebelumnya. Langkah keduanya maju secara bersamaan mencuatkan tanda tanya besar, sebab tradisi HMI umumnya hanya mengusung satu nama dari tiap cabang sebagai bentuk soliditas.
Sebagai salah satu cabang tertua dan paling berpengaruh, Cabang Makassar selama ini dikenal sebagai panutan dalam hal konsolidasi dan kedewasaan berorganisasi. Namun fenomena ini justru menampilkan gambaran sebaliknya, memperlihatkan adanya ketegangan dan potensi konflik internal.
Pengamat organisasi kemahasiswaan menilai langkah dua kader ini berpotensi menurunkan wibawa Cabang Makassar di mata kader HMI se-Indonesia. Bahkan, tidak sedikit yang menilai tindakan tersebut mencerminkan ambisi pribadi yang bertentangan dengan nilai dasar HMI: integritas, loyalitas, dan semangat pengabdian.
Perpecahan ini juga menimbulkan kekhawatiran akan efek domino di cabang-cabang lain. Jika Cabang Makassar, dengan sejarah panjangnya, tidak mampu menjaga soliditas, maka kepercayaan terhadap kepemimpinannya bisa terganggu secara nasional.
Kongres XXXIV seharusnya menjadi ajang kontestasi ide dan visi kepemimpinan, bukan sekadar perebutan posisi. Kasus di Cabang Makassar menjadi refleksi mendalam tentang pentingnya konsolidasi internal dan pemurnian kembali nilai-nilai perjuangan HMI.
Meski demikian, peluang rekonsiliasi masih terbuka. HMI memiliki mekanisme internal untuk meredam konflik dan menjaga marwah organisasi. Jika disikapi dengan bijak, peristiwa ini justru bisa menjadi momentum pembenahan sistem kaderisasi dan penguatan etika berorganisasi.
Tinggalkan Balasan