SPOTSATU.COM

Informasi Mencerahkan

PSU Pilkada Palopo Telah Usai, Pemenang Merangkul!

Oleh: Arzad
Sekretaris Jendral Gerakan Anak Muda Palopo

OPINI, SPOTSATU.COM – Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kota Palopo telah usai. Proses demokrasi ini berjalan dengan segala dinamika dan tensi yang khas, namun tetap dalam koridor hukum dan peraturan yang berlaku. Kini, setelah masyarakat kembali menunaikan hak pilihnya dan hasilnya telah diumumkan, tibalah saatnya bagi semua pihak untuk menatap ke depan bersama.

Pesta demokrasi bukan semata-mata tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah, tetapi tentang bagaimana rakyat diberi ruang untuk menentukan arah masa depan kotanya. Dalam konteks ini, PSU adalah bagian dari mekanisme korektif yang menunjukkan bahwa demokrasi kita memiliki ruang untuk memperbaiki diri demi keadilan dan keterbukaan.

Kepada pihak yang dipercaya oleh rakyat, amanah besar kini berada di pundak Anda. Kemenangan dalam PSU bukan sekadar angka di atas kertas, tetapi sebuah mandat untuk menjadi pemimpin seluruh warga Palopo, bukan hanya pendukung. Kini saatnya merangkul, bukan memukul. Merawat, bukan mencela.

Tentu, perbedaan sikap politik selama proses Pilkada merupakan hal yang wajar. Namun, setelah kontestasi berakhir, tidak ada lagi “kubu A” atau “kubu B”. Yang ada adalah warga Kota Palopo yang ingin hidup dalam harmoni, kemajuan, dan pelayanan publik yang adil. Inilah momen penting untuk menunjukkan kedewasaan demokrasi di mana kemenangan tidak diwarnai dengan euforia berlebihan, dan kekalahan tidak berarti keterasingan.

Bagi yang belum beruntung dalam PSU, sikap legowo dan konstruktif adalah bentuk tanggung jawab demokratis yang juga patut diapresiasi. Kritik tetap penting, tetapi ia harus dibingkai dalam semangat membangun, bukan menjatuhkan.

Namun, satu hal yang juga tidak boleh dilupakan adalah pentingnya introspeksi dari semua pihak. PSU bukan hanya tentang siapa yang menang atau kalah, tetapi juga tentang apa yang bisa kita perbaiki dalam sistem, budaya politik, dan kualitas partisipasi publik ke depan. Kemenangan sejati bukan hanya soal jumlah suara, tetapi soal kualitas demokrasi yang kita rawat bersama.

Kita juga perlu melihat peran media dan masyarakat sipil dalam mengawal proses ini. Media yang objektif dan edukatif telah membantu mendinginkan suasana serta menyajikan informasi secara berimbang kepada publik. Demikian pula aktivis masyarakat sipil yang ikut memastikan bahwa proses PSU berjalan transparan dan akuntabel. Tanpa peran mereka, demokrasi kita akan pincang.

Dalam konteks politik lokal, penting pula untuk menghindari praktik-praktik yang mencederai demokrasi seperti politik uang, intimidasi, atau kampanye hitam. PSU kemarin menjadi peringatan bahwa publik semakin kritis dan lembaga penegak hukum semakin waspada. Integritas harus menjadi fondasi utama bagi siapa pun yang ingin berkontestasi.

Selain itu, kita juga perlu mendorong partisipasi aktif generasi muda. Kalangan milenial dan Gen Z adalah penentu masa depan Palopo. Mereka harus diberi ruang untuk menyuarakan gagasan, berkontribusi dalam pemerintahan, dan menjadi bagian dari proses pembangunan. Demokrasi yang sehat membutuhkan regenerasi kepemimpinan yang bersih, cerdas, dan visioner.

Pemerintah yang baru nanti juga ditantang untuk menyusun program kerja yang tidak eksklusif hanya untuk pemilih atau pendukungnya, melainkan inklusif dan menyentuh kebutuhan semua lapisan masyarakat. Sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja harus menjadi prioritas, bukan hanya janji saat kampanye.

Jangan lupa pula bahwa Palopo adalah bagian dari ekosistem daerah yang lebih luas, yang perlu berkolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pusat. Pemimpin baru harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan berbagai tingkat pemerintahan demi mempercepat pembangunan. Ego politik tidak boleh menghalangi sinergi yang dibutuhkan rakyat.

Momentum PSU ini juga bisa menjadi titik balik untuk memperbaiki hubungan antarkelompok masyarakat. Jika selama masa kampanye terjadi ketegangan horizontal, inilah saatnya untuk menyembuhkan luka itu. Pemimpin harus menjadi perekat sosial, bukan sumber perpecahan. Politik identitas sempit harus dikikis dengan narasi kebersamaan dan toleransi.

Semoga hasil PSU ini menjadi titik tolak bagi Palopo untuk melangkah lebih maju, lebih terbuka, dan lebih bersatu. Demokrasi bukanlah tujuan akhir, tetapi jalan panjang menuju keadilan sosial dan kesejahteraan bersama.

Mari kita jaga energi dan semangat demokrasi ini untuk membangun Kota Palopo yang lebih inklusif, adil, dan berkemajuan. Pemimpin telah dipilih, tetapi masa depan kota ini adalah tanggung jawab bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini