Ketua OKK KNPI Palopo Tegaskan Organisasi Milik Pemuda, Bukan Elite
PALOPO, SPOTSATU.COM – Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPD KNPI Kota Palopo, Muhammad Zulkifli, menegaskan perlunya mengembalikan KNPI kepada pemilik sejatinya, yakni para pemuda.
Saat dikonfirmasi pada Senin (11/8) ia mengatakan bahwa, KNPI bukanlah milik kelompok elite atau perpanjangan tangan kekuasaan. Organisasi ini, kata Zulkifli, adalah rumah besar bagi seluruh organisasi kepemudaan yang beragam.
“KNPI ini lahir dari semangat persatuan pemuda, bukan dari kesepakatan meja kekuasaan. Kalau organisasi ini terlalu lama dibiarkan dalam cengkeraman kepentingan politik sesaat, kita akan kehilangan arah dan tujuan awalnya,” kata Zulkifli.
Ia menilai, beberapa tahun terakhir, citra KNPI di sejumlah daerah kerap dibayangi konflik internal dan tarik-menarik kepentingan. Jabatan dalam kepengurusan bahkan sering menjadi komoditas politik, sementara program pemberdayaan pemuda terabaikan.
“Bukan rahasia lagi, kadang kursi KNPI diperebutkan bukan karena ide besar, tetapi karena akses ke kekuasaan. Akibatnya, kita lupa bahwa organisasi ini harus berdiri di atas kepentingan semua pemuda, bukan satu kelompok saja,” lanjutnya.
Zulkifli menegaskan komitmennya sebagai Ketua OKK untuk memastikan proses kaderisasi dan verifikasi organisasi kepemudaan berjalan transparan, inklusif, serta bebas intervensi politik praktis.
Ia menambahkan, KNPI Palopo harus menjadi wadah demokratis yang terbuka untuk semua OKP, tanpa diskriminasi dan tanpa syarat kedekatan dengan pihak tertentu.
“Kita ingin membangun KNPI yang mandiri secara ide dan program. Pemuda di Palopo ini punya banyak potensi dari wirausaha, teknologi, seni, hingga gerakan sosial. KNPI harus hadir untuk menguatkan mereka, bukan sekadar menjadi stempel acara seremonial,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan peran pemuda sebagai kekuatan penyeimbang dan pengawas kebijakan publik. Bagi Zulkifli, KNPI tidak boleh kehilangan suara kritis hanya karena tekanan dari pihak tertentu.
“Kalau KNPI takut bersuara, itu tanda kita sudah kehilangan roh perjuangan. Kita harus kembali pada prinsip: pemuda berdiri di sisi rakyat, bukan di bawah bayang-bayang kekuasaan,” tandasnya.


Tinggalkan Balasan